Postingan

Ternyata dari Dulu Aku Lupa Diri Sendri

Aku terlalu memikirkan bagaimana menjaga mental seseorang, sampai aku lupa menjaga mentalku sendiri Aku terlalu sibuk menjaga perasaan seseorang, sampai aku lupa menjaga perasaanku sendiri Aku terlalu keras mengikuti keingingan seseorang, sampai aku lupa bahwa aku juga mempunyai keinginan sendiri Bahkan disaat aku tertawa karena satu hal yang mungkin memang lucu, aku bisa tetiba menangis dan memikirkan kenapa aku tertawa, lalu terdiam seribu bahasa. Pernahkah seseorang itu melihat "bagaimana aku"? Seseorang yang sakit karena terdapat duri di jarinya, akan selalu berusaha menyalahkan orang lain ketika mengajaknya bersalaman tetapi malah menyakiti jari tangannya. Bahkan ketika aku berusaha untuk mengingatkan ada duri di jarinya, ia masih merasa kesakitan. Sampai kapan ia akan "memelihara" duri yang tertancap di jarinya dan berusaha untuk sembuh dengan keinginannya sendiri? -28 yang ke 3.

Sabar Mana yang Tanpa Batas?

Ketika sabar yang dimiliki seseorang harus tebang pilih. Aku yang harus sabar dari beberapa tahun terakhir sampai detik ini untuk memahami kamu, semua emosi kamu, semua tantrum kamu, semua egoisme kamu, sedangkan kamu yang entah benar sabar atau nggak menunggu dan mendampingi aku sejak dulu, ya memang, semua usaha yang aku lakukan belum menemukan hasilnya, tapi aku selalu nikmati, aku ngeluh? ya, tapi nggak sesering kamu, dan itu pun jarang ke kamu. Kalau aku curhat ke kamu, biasanya kamu jadi ikutan kesal dan overthinking dan ujung-ujungnya badmood, dan itu kenapa aku memutuskan untuk gak ngeluh dan curhat lagi ke kamu. Hanya ruang ini yang sabar mendengarkan keluhan aku tanpa emosi dan tantrum. Aku pasrah, aku gak akan mendebat kamu lagi, apapun itu, no aku gak sendiri, aku masih punya Allah... Aku udah janji untuk pasrah. Aku belum bisa sabar, ya, aku masih belajar sabar...

Get Back on The Track

Maha Suci Allah yang telah menuntun hambaNya ini untuk meredakan amarah, kecewa dan segala energi negatif dengan sebuah pengingat berupa kematian. Ya Allah, hamba ini milikMu, dan hanya kepadaMu kelak hambaMu ini akan kembali, maka bimbinglah hambaMu ini untuk tetap sadar dan belajar beribadah kepadaMu melalui syariat pernikahanMu sekuat dan semampu hamba. Jika memang istri hamba adalah ujian untuk hamba, maka kuatkanlah hamba agar bisa lulus diakhirnya, hamba serahkan ia kepadaMu sebagaimana hamba menyerahkan diri hamba kepadaMu karena ia adalah milikMu juga. Jika pernikahan ini membawa kebaikan untuk ia maupun hamba, maka bimbinglah kami berdua untuk selalu sadar dan belajar taat untuk beribadah kepadaMu sampai akhir, tetapi jika tidak, hamba serahkan semuanya kepadaMu. Hamba lemah, sedangkan Engkau Maha Kuat, Engkau Maha Adil, jika memang segala keburukan istri hamba saat ini adalah "balasan" atas apa yang hamba lakukan kepadanya dulu, maka hamba terima, tapi tetap kuatkan

Ruang untuk Berisik Sendiri

Blog ini ada sebagai telinga yang senantiasa mendengarkan hal apapun tanpa adanya teriakan dan emosi yang meledak-ledak. Ini adalah ruang yang digunakan untuk merenung setelah bisingnya suara-suara yang sesak memenuhi kepala.